CPRO - Kejanggalan "Right Issue"
CPRO - Kejanggalan "Right Issue"
Posted by Investor Awam | CPRO
Beberapa bulan terakhir sejak krisis, aksi right issues meningkat di bursa. Tercatat ada beberapa contoh:
1. CPRO - Centraproteina --> untuk bayar hutang
2. BDMN - danamon ---> untuk mendongkrak CAR yang memburuk
3. EXCL (masih rencana) ---> untuk bayar hutang & capex
4. AHAP - Asuransi Harta Aman Pratama ---> untuk memenuhi ketentuan modal minimum
5. BNBR (masih rencana) ---> untuk bayar hutang
6. LPLI - Lippo E-net ---> untuk akusisi PT Multi media Interaktif
Dari beberapa contoh di atas, kelihatannya right issue lebih banyak digunakan pada saat keadaan sedang buruk2nya. Beberapa di antaranya menggunakan right issue ini untuk mengumpulkan dana karena gagal mendapatkan tambahan hutang.
Right issue sifatnya sedikit memaksa pemegang saham untuk membeli, karena jika tidak membeli maka akan ada hukumannya, yakni jumlah saham kepemilikannya akan terdilusi (total saham bertambah, sedangkan jumlah saham kita tetap. Sehingga percentase kepemilikan menjadi turun).
Ini sedikit ringkasan:
1. CPRO adalah perusahaan pertambakan dan pengekspor udang.
2. CPRO mengeluarkan right issue tgl 15 Des 2008 (17,57 milyar saham x Rp 100/saham = Rp 1,76T). Awalnya persaham dinilai RP 200/saham sebelum direvisni menjadi Rp 100.
3. PT Pertiwi Indonesia (masih terafilisasi dengan CPRO) bertindak sebagai standy buyer. Awalnya standby buyer adalah PT Surya Hidup Satwa, sebelum diganti.
4. Dana rights issue digunakan untuk membayar utang Rp 1,7 triliun kepada Pertiwi Indonesia. Utang tersebut dari membeli PT Aruna Wijaya Sakti (dulu bernama Dipasena). Pat gulipat, sebenarnya utang tersebut berasal dari PT Surya Hidup Satwa (pemegang saham pengendali CPRO) yang mengalihkannya ke PT Pertiwi. Utang "tanpa bunga" ini akan jatuh tempo tahun 2014, dan telah disetujui CPRO utang akan dibayar dengan penerbitan saham baru.
5. Right issue yang Rp 100/saham ditanggapi secara negatif oleh bursa karena pada saat itu masih ditrading di harga RP86. Juga disinyalir akan meyebabkan penyusutan atau dilusi kepemilikan saham investor publik bertambah menjadi 43%. Sebaliknya, Keluarga Jiaravanon bisa kian menguasai perusahaan itu.
6. Right issues kurang laku karena memang dijual di atas harga pasar. Akhirnya saham right issue dieksekusi PT Pertiwi pada tanggal 19Des 2008. Porsi kepemilikan PT Pertiwi naik menjadi 44%. Namun belum sempat otoritas mencatat saham CPRO pasca right issue, PT Pertiwi sudah menjualnya ke 7 investors - Snow Lion Investment Limited, Raintree Assets Inc., Bedarra Ventures Inc, Tara Group, Arcotel Pacific Limited, Elite One Corporation, dan Enchanted Rise Investments. Porsi saham Pertiwi turun menjadi 9%.
7. Awal kepemilikan saham investor mayoritas yang lain adalah:
PT Surya Hidup Satwa, 45,14%
Red Dragon Pte Ltd, 11,92%
Charm Easy International 8,96%
Regent Central International 7,84%,
publik 26,14%.
Pasca right issue, kepemilikan rata2 jatuh 44%.
============================================================================
8. RED DRAGON NGAMUK.
9. RENCANA RIGHT ISU LAGI SETELAH RUPS I / LB 12 MEI 2009.
10. UNTUK APA??? NARIK DUITNYA INVESTOR...KALO MAU BELI BAGUS KALO NGGAK BELI INVESTOR BANGKRUT....TERLANJUR BASAH, MAIN JUDI KARTU MATI.
11. TUNGGU EPISODE CPRO SELANJUTNYA......ATAU UNHAPPY ENDING???
OPTIMIS MEMANG PERLU TAPI KALO HANYA HITUNGAN DI ATAS KERTAS, JANGAN LAH,,,,,,,,PUTAR SANA PUTAR SINI....JUMLAH HUTANG NGGAK BERUBAH KOK.
12. HARAPAN CPRO SEGERA SEHAT ADALAH HARAPAN KITA SEMUA, MARI DOAKAN BERSAMA........KASIAN KARYAWAN NAIK CUMA 1 - 5 %, KASIAN PLASMA, BONUS DIHUTANG.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda